Informasi

Novel Raden Pamanah Rasa bisa dipesan langsung SMS/WA ke 081310860817 Tafsir Wangsit Siliwangi bisa dipesan langsung SMS/WA 081310860817

Rabu, 25 Mei 2016

POSTKOLONIALISME DALAM CERPEN

Postkolonialisme dalam Cerpen Asmarandana Karya Enang Rokajat Asura : Sifat Jajahan, Menempatkan satu  pihak lebih tinggi dari pihak lain
Karya dari seorang cerpenis bernama Enang Rokajat Asura yang berjudul Asmarandana ini, memiliki perpaduan cerita yang sangat menarik untuk mengalami kajian dalam salah satu teori sastra, yaitu  postkolonialisme. Dalam cerpen ini mungkin tidak terdapat unsur-unsur penjajah yang anda kutip adalah Belanda, tapi menghubungkan dengan sifat jajahan yang menempatkan pihak lebih tinggi dari pihak yang lain. Dapat terlihat dari cerpen ini, memiliki kunci-kunci yang menguatkan teori poskolonialisme, yaitu: adanya relasi kuasa, orientalisme, oksidentalisme, ambivalensi dan mimikri. Karmina merupakan tokoh pusat yang terdapat dalam cerita pendek ini.  Karmina seorang anak SMP yang tinggal bersama ibu, adik dan ayahnya. Tapi miris sekali perjalanan hidupnya, ayahnya dipasung oleh ibunya di gudang tua dan ibunya hanya sibuk bergulat dalam dunia perjudian. Bocah cantik ini memiliki kepintaran dan sangat dibanggakan oleh teman-temannya, terutama Ajeng. Ibu Karmina adalah seorang manusia yang masa mudanya mengalami kehidupan dunia yang sangat keras dan mengalami traumatik dalam kehidupannya. Ibu Karmina dibesarkan oleh keluarga yang sangat keras dan mengalami penyiksaan sampai akhirnya beliau dapat bebas lepas seperti burung, tetapi ibu Karmina tidak hanya diam, dia memberikan Karmina sebuah pengalaman yang tak sepantasnya dialami pada usianya. Karmina dijual oleh ibunya di sebuah rumah bordir dan berganti nama menjadi Novi. Tidak hanya itu ibu Karmina adalah seorang manusia tamak harta dan menyiksa suaminya yaitu ayah Karmina dan memasungnya dalam sebuah gudang pengab. Dalam cerpen karya Enang ini terdapat relasi kuasa antara orang tua dan anak, dimana Karmina memiliki relasi kuasa dengan ibunya dan ibunya sebagai penguasa dan mengalahkan kekuasaan ayahnya. Adanya orientalisme dan oksidentalisme pandangan ibu Karmina terhadap Karmina yang tidak menganggap Karmina adalah anak yang pintar dan dapat menaikan derajat keluarganya. Ibu Karmina hanya menganggap bahwa tubuh Karmina adalah sumber keuangannya. Sedangkan, Karmina menganggap ibunya adalah seorang ibu yang gila judi dan gila harta dan dia berfikir ingin bebas dari kejinya perlakuan ibunya. Dalam cerpen Asmarandana ini tokoh Karmina yang harus menjadi  pelacur dan berganti  nama menjadi Novi ini bukan kemauan Karmina tapi paksaan ibunya yang telah mendapat siksaan kehidupan saat muda sebelum menikah dengan ayah Karmina, terdapat ambivalensi dalam cerpen ini. Karena ibu Karmina mengalami trauma terhadap keluarganya dan ingin menyakiti. Ibu Karmina sendiri mengalami peniruan kelakuan yang menyerupai orang tuanya dan diaplikasikan terhadap Karmina dan suaminya yang disebut mimikri. Dalam cerpen Asmarandana ini terdapat sosok penjajah yaitu ibu Karmina yang pernah mengalami traumatik akibat penjajahan yang dia alami dengan orang tuanya dan memberikan pengalaman keji tersebut kepada anaknya Karmina, disini ibunya tidak melihat Karmina sebagai anak yang cerdas, tidak hanya Karmina suaminya sendiri ditempatkan pada sebuah gudang tua dalam keadaan terpasung. Ironis sekali kehidupan Karmina yang masa mudanya bekerja sebagai pelayan nikmat  yang melayani lelaki hidung belang. Dapat disimpulkan, teori postkolonialisme tidak hanya bercerita tentang penjajahan Belanda tetapi adanya sifat jajahan yang menempatkan derajat seseorang yang lebih tinggi dari pihak lain. (sumber : http://syarofi-fib11.web.unair.ac.id/artikel_detail-80984-Sebuah%20Karya-Asmarandana.html)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar