Informasi

Novel Raden Pamanah Rasa bisa dipesan langsung SMS/WA ke 081310860817 Tafsir Wangsit Siliwangi bisa dipesan langsung SMS/WA 081310860817

Jumat, 29 Juli 2016

PARFUM DAN SAPUTANGAN

Oleh : E. ROKAJAT ASURA
Selain serentetan pertanyaan, parfum dan saputangan merupakan dua barang yang bisa memberi indikasi apakah pasangan kita selingkuh atau tidak. Teori sederhana ini pernah beberapa kali dilakukan oleh seorang istri nun jauh dari ujung Tangerang sana. Believe it or not, begitu kata orang. Tapi yang namanya teori sederhana, artinya validitasnya juga masih mengandung error. Mengandung error atau tidak, toh Sumi, kita sebut saja demikian, masih mau menggunakannya. 

"Kenapa kau, Sum, kok jadi begitu perhatian sama parfum dan saputangan ?" celetuk temannya.  "
"Abisnya aku penasaran banget, apakah suamiku selingkuh atau tidak." "Emang bisa ?" "Kata teori sih begitu..." 
"Teori darimana ?" 
 "Tau ah...yang pasti aku akan mencobanya daripada terus penasaran," jelas Sumi lagi. Maka sejak mendeklarasikan niatnya itu, Sumi jadi rajin mempelajari setiap wangi parfum. Dalam waktu singkat ia pun sudah hapal beberapa wangi parfum yang biasa digunakan perempuan dan mana yang biasa digunakan laki-laki. Ia pun hafal nama-nama parfum dari kelas eksekutif sampai kelas sopir. Maklum sebagai seorang sales di perusahaan cukup besar, suaminya sering berhubungan dengan orang dari berbagai kalangan. 
 "Coba apa nama parfum ini, apa buat laki apa buat wanita ?" tanya seorang sahabatnya sekedar memberikan test apakah Sumi benar-benar sudah kampiun dalam urusan parfum atau belum. Sumi menciumnya beberapa kali. Pikirannya mengingat-ingat sesuatu. Lalu beberapa saat kemudian ia menyebutkan nama satu parfum. 
"Bener nggak ?"
"Ho-oh...tapi untuk wanita apa laki-laki ?" 
"Parfum laki-laki !" jawab Sumi pasti. Temannya angkat jempol karena Sumi bisa menjawab dengan pasti. Nah, dalam urusan saputangan pun Sumi sama piawainya. Ia bisa hapal mana saputangan untuk laki mana untuk wanita, bagaimana lipatan saputangan pria dan bagaimana lipatan saputangan yang biasa dilakukan wanita. 
*** 
Sudah seminggu suami Sumi pulang lambat. Katanya sih banyak kerjaan, bertemu klien di beberapa tempat. Sumi tak begitu saja percaya, tapi ia pun tidak langsung sewot menghadapi masalah itu. Ia beranggapan, kalaulah memang suaminya itu selingkuh, berpindah ke lain hati, maka ia ingin menyelesaikannya secara baik dan benar. Begitulah tekad Sumi. 
"Abang capek dong ?" rajuk Sumi 
"Terang dong..." 
"Mau makan dulu apa mandi dulu, Bang ?" 
"Istirahat saja dulu lah..." jelas suami Sumi seraya merebahkan badan di sofa. Sumi menyimpan tas suami ke kamar belakang, tempat dimana dia bisa menyelesaikan tugas kantor. Lalu kembali ke ruang tengah, membawa minum dan penganan. Suaminya melahap semua sajian istrinya dengan nikmat. Samasekali tidak menaruh curiga apa-apa. 

Singkat kata ketika suaminya mandi, dengan teliti Sumi menciumi kemeja suaminya. Ia terus menciumi di bagian-bagian dimana suaminya biasa menyemprotkan parfum. Ketika menciumi bagian kiri kemeja suaminya, Sumi mulai curiga. Di sana ia mencium wangi parfum yang lain dari biasanya. Ia kembali menciumnya dan semakin nyatalah bahwa di sana telah menempel wangi parfum merek tertentu yang biasa dipakai oleh perempuan. Malam itu perang pun tidak bisa dihindari. Sumi terus mencecar dengan berbagai pertanyaan yang intinya memojokkan suaminya. Sebaliknya sang suami tak menerima tuduhan-tuduhan itu karena memang ia samasekali tidak merasa telah berpindah ke lain hati. Kalau berpindah ke lain warung sih pernah, karena kantin langganannya memang sedang tutup. Pikiranya daripada mati kelaparan, mendingan berpaling ke lain warung. 
"Abang telah bohong, abang memeluk wanita lain ya 'kan ?" cecar Sumi.  
"Sum, mana mungkin aku punya waktu memeluk wanita lain. Lagipula kapan waktunya, dari pagi sampai malam aku terus bertemu klien, Sum." 
"Siapa tahu salah satu klien itu adalah wanita." 
"Emang..." 
 "Tuh, kan, jadi benar abang ngaku selingkuh ?" 
 "Sumi, nyebut, nyebut !" Adu mulut berlanjut menjadi pertengkaran hebat, lalu berubah menjadi aksi lempar-lemparan. Pokoknya malam itu benar-benar terjadi perang, lebih dahsyat dari perang Irak kemarin. Keesokan harinya orang ketiga pun dipanggil. Maklum hubungan mereka sudah semakin panas. Saking panasnya, ketika telor mentah disimpan dekat mereka berdua, sepuluh menit kemudian langsung matang.  
"Atas dasar apa dik Sumi menuduh suami selingkuh ?" tanya penasihat perkawinan. 
"Saya sudah mencium wangi parfum yang aneh dan biasa dipakai wanita di kemeja suami saya, Pak ! Dan itu sudah berlangsung beberapa kali," jelas Sumi. "Benar begitu, Mas ?" tanya penasihat perkawinan kepada suami Sumi.
"Kalau urusan wangi parfum, memang benar, Pak. Sebenarnya sebulan belakangan ini saya nyambi jualan parfum dari salah satu perusahaan. Untuk nambah-nambah penghasilan. Mungkin karena saking seringnya memegang parfum yang dikhususkan untuk wanita, nempel di kemeja saya, Pak !" 
"Benar begitu ?" 
"Benar, Pak, saya berani sumpah !" jelas suami Sumi seraya memperlihatkan catatan-catatan penjualan. Di sana memang tertulis jenis parfum, jumlah pesanan dan nama pelanggannya. Mendengar penjelasan itu, Sumi agak mereda juga kemarahannya. 
"Ternyata begitu katanya dik Sumi !" 
 "Tapi saya tidak percaya !" "Bagus, kalau kau tidak percaya, sekarang juga akan kubawa ka counter parfum dan menemui salah seorang calon pembeli," jelas suami Sumi. Memang demikian akhirnya sang suami membawa istrinya ke counter parfum tempat ia memesan barang, kemudian siang itu juga dibawa menemui salah seorang calon pembelinya. Puaslah Sumi. Suaminya memang tidak selingkuh. Dari sisi parfum, samasekali tidak bisa dijadikan alasan.
"Jadi benar abang tidak selingkuh ?" 
"Memangnya kenapa, Sum ? Kau masih curiga rupanya ?" 
"Curiga sih tidak, cuma waspada." 
 "Lalu ?" 
"Dari parfum memang tidak terbukti, tapi saputangan ini punya siapa ?" tanya Sumi seraya menyerahkan saputangan warna cerah dan di sana ada sulaman tertulis sebuah nama. Suaminya tampak tersentak. Ia samasekali tidak pernah mengingat saputangan siapa sebenarnya yang sedang dipegang istrinya itu. 
"Ini saputangan siapa ?" 
"Aku nggak tahu, Sum !" 
"Nggak tahu atau pura-pura tidak tahu ?"
Suaminya tidak menjawab karena memang tidak tahu. Sejak penemuan saputangan itu Sumi langsung minta cerai. Seminggu setelah cerai, ibunya datang dari kampung. 
"Bagaimana, Sum, apa suamimu senang menerima saputangan bikinan mak sendiri itu ?" 
"Saputangan ?" 
"Ya, mak ‘kan pernah mengirim saputangan padamu !"
"Warna cerah dan ada inisial SM ?" 
 "Iya, itu kan singkatan namamu, Sumi Maemunah !" Sumi langsung pingsan. Entah teori mana yang menjelaskannya, kenapa saat itu juga pingsan. ***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar