“Harimau jadi-jadian,” batin Raden Pamanah Rasa semakin waspada. Harimau putih itu kembali mengaum, suaranya menggetarkan ranting-ranting pepohonan. Gelapnyawang dan dua sahabatnya serempak mundur menjauh. Sementara Raden Pamanah Rasa memperkuat kuda-kuda. Ia tak berniat menyerang untuk melumpuhkan harimau putih itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar