Informasi
Minggu, 28 Agustus 2016
Cuplikan Novel Raden Pamanah Rasa (5)d
“Bagaimana mungkin menyebarluaskan ajaran baru, sementara seluruh rakyat di sini telah memiliki keyakinan berbeda,” sergah seorang utusan datuk kepada utusan lain. Lalu, mereka melaporkan hasil pertemuan itu kepada datuk masing-masing. Kekhawatiran itu ternyata mendapat reaksi yang sama. Semua menolak keinginan para pendatang Portugis itu. Tidak mungkin. Maka, para datuk itu kemudian mengadakan rapat serentak. Nusantara sedang dalam bahaya. Bukan akan diluluhlantakkan senapan mesin Portugis, tapi ajarannya yang akan dikotori. Padahal kerajaan-kerajaan di Nusantara telah berdaulat dalam kemaharajaan Nusantara.
Hari ini giliran para datuk berkumpul. Cuaca tak begitu terik sebenarnya, tapi para datuk merasa serupa dipanggang di atas bara. Bukan tidak percaya dengan pesan yang dibawa para wakilnya. Tapi barangkali mereka ingin mendengarnya sendiri. Di Malaka mereka berkumpul. Menghadap wakil Portugis, Alfonso d'Albuquerque. Para datuk itu menyebut pemimpin Portugis itu dengan nama Laksamana Bungker.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar