
Informasi
Kamis, 19 Mei 2016
TAFSIR WANGSIT SILIWANGI
Testimoni :
Aam Hamidah*)
Meni pogot maos Tafsir Wangsit Siliwangi teh (semangat sekali membaca Tafsir Wangsit Siliwangi itu). Sesekali air mata mengalir, teringat buyut-buyut Teteh, jaman masih bocah dulu. Tradisi nanggap pantun selalu diadakan terutama sehabis panen. Konon leluhur Teteh adalah keturunan dari yang menghilangkan jejak, berbaur dengan masyarakat banyak. Buyut Teteh pernah cerita, beliau punya ikat pinggang yang terbuat dari emas permata, tapi hanya karena sebuah kesalahan, ikat pinggang itu hilang. Ingat benar setiap menceritakan kisah itu, buyut Teteh bercerita sambil menahan tangis. Beliau bilang padahal itu peninggalan terakhir dari leluhur. Jadi bagi Teteh, membaca dan beli buku-buku tentang Sunda itu supaya anak cucu tahu tentang karuhunnya. Itu saja. Meski kadang mereka nanya, bagaimana bisa kita masih keturunan Tubagus dari Banten? Heheh…Itulah kesempatan Teteh buat bercerta. Nuhun, Yi, atas panggaliannya tentang Siliwangi, Teteh jadi tahu maksud wangsitnya itu apa.
*)Bekerja di Mahkamah Agung RI, tinggal di Serang, Banten.

Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar