Informasi

Novel Raden Pamanah Rasa bisa dipesan langsung SMS/WA ke 081310860817 Tafsir Wangsit Siliwangi bisa dipesan langsung SMS/WA 081310860817

Selasa, 26 April 2016

Prabu Siliwangi

Prabu Siliwangi:  
Penulis: E. Rokajat Asura
Penerbit: Edelweiss (021-7546162)
Tebal: 457 halaman      
Harga: Rp. 45.000,-
 
Siapa yang nggak kenal dengan sosok asal tanah Pasundan ini. Meskipun ia adalah
seorang prabu kerajaan Padjadjaran, namun nama dan kisah heroiknya amat
tersohor hingga ke pelosok Nusantara. Ada banyak kemajuan yang ditorehkan sang
prabu dalam masa 39 tahun kepemimpinannya. Namun, yang tak kalah penting adalah
kisah-kisah yang melingkupi kehidupan seputar Prabu Siliwangi, mulai dari kisah
asmara, sosial, hingga hubungan spiritual sang prabu pada sang Khalik.
E Rokajat Asura, penulis yang banyak menulis cerita film ini, mencoba
menghadirkan kisah sang Prabu dalam versinya yang lain. Tak begitu banyak
berbeda dengan versi yang telah ada sebenarnya. Hanya saja, bila banyak buku
yang mengisahkan tentang kedigdayaan Parbu Siliwangi dalam memimpin tanah Sunda
bahkan melawan pasukan besar selevel Majapahit, misalnya, buku pertama dalam
dwilogi Prabu Siliwangi ini justru sebaliknya. Ia lebih banyak membahas
tentang kegagalan, intrik-intriknya dengan pihak kerjaan, hingga kisah
spiritualitas sang Prabu.
Selama ini, tak banyak orang yang yakin bahwa sesungguhnya sang Prabu telah
mempelajari Islam, bahkan memeluknya sebagai agama. Persinggungannya dengan
Islam tak dapat dilepaskan dari peran istri keduanya; Putri Subalarang, yang
melahirkan tiga orang putra, salah satu di antaranya Walangsungsang, penyebar
agama Islam di tanah Jawa yang cukup berpengaruh. Terkait hal ini, sang Prabu
juga diceritakan pernah bersitegang dengan sang putra mahkota dalam pertarungan
yang cukup sengit.
Meskipun buku ini merupakan fiksi sejarah di mana ada banyak fakta sejarah
berbalut imajinasi sang penulisnya, namun buku ini juga layak untuk dibaca
karena menyajikan banyak hal baru yang belum terungkap sebelumnya. Membacanya,
nggak bikin kita bete, hingga nggak ngeh sebenarnya kita tengah belajar sejarah
loh! [nyimas]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar